Saturday, June 13, 2009

Dunia Tersihir Facebook

Tulisan ini sudah pernah saya posting di bulan Maret lalu, tapi sekarang kok pengin repost ya?..ya udah deh, moga isinya ga basi..
************
Demam facebook sedang melanda. Orang seperti keranjingan berbagai informasi, rasa, canda, tawa, hasrat, ekspresi, dan impian lewat jaringan sosial di dunia maya ini. Bahwa di dunia nyata sehari-hari mereka tidak saling menyapa, itu persoalan lain. Beginilah cara modern generasi sekarang memelihara relasi sosial dan kekerabatan.
Paragraf diatas saya kutip dari paragraf pertama Kompas Minggu, 15 Maret 209 halaman 17. akhir-akhri ini, diberbagai media sedang hangat-hangatnya membahas tentang facebook, baik dampak positif dan dampak negatifnya yang harus kita waspadai. Bahkan Kompas sendiri hari itu menyediakan hampir 3 halamannya (hal 17, 18 dan 29) khusus untuk membahas tentang facebook. Setelah sebelumnya di harian Suara Merdeka juga membahas hal yang sama.
Facebook sebuah situs jejaring sosial yang saya kira sudah tidak asing lagi untuk sebagian dari kita. Saya sendiri termasuk bagian dari pengguna situs ini sekitar awal 2009 yang lalu. Awalnya saya cuek dengan ajakan teman untuk joint. Karena terlalu banyaknya situs jejaring yang saya ikuti seperti Flixer (khusus penggemar film), Goodreads (khusus penggemar buku), Slideshare (khusus penggemar power point), Friendster, dll yang memiliki kekhususan tertentu. Tapi setelah membaca artikel di koran dan beberapa media bacaan lain yang membahas bagaimana Barak Obama memenangkan pemilihan presiden Amerika, yang konon katanya mendapatkan dukungan baik dana dan suara salah satunya dari komunitas yang ada di situs ini. Rasa penasaran lah yang akhirnya menyedot saya bergabung.
Berikut ini saya rangkumkan dari beberapa kolom artikel Kompas Minggu tentang apa itu facebook. Semata-mata agar lebih simpel untuk dibaca tanpa bermaksud mengurangi isinya.
**********
Kekerabatan baru
Mark Zuckerberg (24) memperkenalkan “the fb”, namanya saat itu, pada februari 2004, dari kamarnya di asrama Harvard University. Dengan dibantu beberapa teman, Zuckerberg membuat jejaring mahasiswa melalui internet agar dapat saling mengenal. Dalam 24 jam, 1.200 mahasiswa Harvard bergabung dan segera jejaring ini menyebar ke kampus lain.
Kini, fb diterjemahkan ke dalam 30-an bahasa, termasuk bahasa Indonesia dan Arab, dan dalam proses penerjemahan kedalam 60 bahasa lain. Dengan pengguna begitu besar, pada tahun 2007 Microsoft rela membayar 240 juta dollar AS (wuihh..berapa rupiah tuh?) untuk mendapatkan 1,6 persen saham fb. Ini berarti fb saat ini bernilai 15 miliar dollar AS.
“bila kita ingin berhasil pada abad ini, kita butuh lebih saling berhubungan dan kita butuh lebih megetahui dari mana orang-orang datang dan kita butuh lebih untuk saling terhubung” kata Zuckerberg (Grown Up Digital, 2009)
Apa sebenarnya daya tarik fb?
Linda Fitriesti, PR Trans7, mengatakan, di situs itu dia bisa melihat foto, ekspresi, dan mengetahui aktivitas teman-temannya. “Biasanya, gue akan memberikan komentar-komentar gokil. Kalau mereka membalas, gue seneng banget. Rasanya, gue eksis,” ujarnya.
Disitus ini Anda memang bisa melihat dan dilihat orang, mengetahui dan diketahui orang. Mengomentari dan dikomentari orang tanpa ada yang melarang. Hasrat narsistik setiap orang pun benar-benar bisa terlampiaskan. Tengoklah foto-foto seperti apa yang dipasang pengguna fb. Kalau bukan foto keluarga dan teman-teman lama, mereka hampir pasti menyisipkan foto nampang di luar negeri atau pada momen-momen spesial (semoga ga ada yang tersinggung, tulisan di Kompasnya asli kayak gini, suerrr).
Tengok pula pesan-pesan yang ditulis di dinding fb. Hampir semuanya masalah reemeh-temeh. Putri (26), ibu rumah tangga di Ciputat, misalnya, menulis pesan yang isinya sekedar mengabarkan bahwa dia sedang deg-degan menunggu apakah adonan kue donatnya akan mengembang atau bantat. Di Aceh, Mahdi mengabarkan, dirinya sedang menghangatkan makanan kiriman ibunya. Di Bekasi, Herry mengabarkan sedang minum kopi.
Pesan Herry itu dikomentari seorang teman:”Busyet, pagi-pagi udah ngopi. Kopinya apaan?” “Mau tau aja lu,” balas Herry. Tapi banyak juga status yang serius dan berbau propaganda. Begitulah. Seremeh-temeh apapun yang dibicarakan orang di fb, situs ini terbukti sukses menjadi media komunikasi baru yang sanggup merajut relasi sosial. Proses terbentuknya jaring sosial dan persahabatan di fb berlangsung cepat. Di fb, orang tak hanya mencari, tetapi juga dicari. Penulis sendiri, banyak silaturahmi dengan temen-temen SMP dan SMA yang sempat terputus, kembali tersambung di situs ini.
Namun, fb bukannya tanpa cacat. Peringatan datang dari para peneliti dan penulis buku Don Tap Scott. Dia menyebut, remaja sering kali terlalu bersemangat menggunakan fb untuk memperlihatkan identitas pribadinya sehingga tidak ada lagi yang disembunyikan, termasuk mungkin bolos sekolah atau keisengan lain remaja (Grown Up Digital, 2009).
Sebuah perusahaan penerbitan di Jakarta melarang karyawannya membuka fb di kantor karena khawatir menghabiskan jam kerja dan memberi beban tambahan pada server komputer.
Jelas, teknologi internet mengubah cara manusia berinteraksi, tetapi interaksi di internet pun sangat dipengaruhi cara manusia berinteraksi dalam dunia nyata.
Prof BJ Fogg, penyelenggara mata kuliah Psychologi of Facebook di Standford University, menggambarkansebagai, “Facebook saat ini menang karena menempatkan teman pada posisi terpenting. Cara kita berteman membentuk pengalaman kita di internet. Tidak ada teknologi lebih baik daripada pertemanan kita.”
So, akhir kata penulis mengajak pada kita semua terutama diri sendiri untuk lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi. Jangan sampai kita terlena. Lebih asyik berteman dengan orang-orang di dunia maya dan lupa dengan orang-orang disekitarnya. Atau juga karena keasyikan kita menjadi lupa waktu, apalagi kalau sampai menghabiskan jam kerja dikantor hanya untuk berselancar di fb.
Keep spirit and powerfull to work....

No comments: